Selamat Jalan Nenek Kami Tercinta....
Selasa, 09 Maret 2010
0
komentar
Sabtu, 6 Maret 2010 adala hari dimana seluruh keluarga besar Kami berduka. Kabar itu bagaikan petir yang menyambar hati-hati Kami. Kabar yang tidak pernah Kami sangka-sangka. Ana saat itu tengah selesai sholat maghrib berjama'ah di Masjid Dakwah setelah mengikuti ta'lim rutin bersama Ustadz Ali Nur. Selang beberapa detik mengucapkan salam di akhir sholat, handphone bergetar. Ana ambil handphone tersebut dari kantung celana dan ana liat telfon dari Umi.
Ada apa ya kok tiba-tiba Umi menelfon ana ? padahal sebelum sholat maghrib ana dan umi sempat berbalas SMS. Langsung ana angkat telfon dan terdengarlah suara tangisan keras dari Umi ana dengan berkata, " Novri...NENEK UDAH NGGAK ADA LAGI NAK....NENEK TELAH WAFAT...................." setelah itu yang hanya terdengar hanya tangisan Umi ana..... Bibir ana pun kelu sulit berkata, seakan-akan hati ini tercabik-cabik mendengarkan kabar ini..... Hati ana berkata, " Tidak...!!! Nggak mungkin nenek meninggal...!!! Semalam saja nenek masih bisa bercanda-canda dengan cucu-cucunya... TIDAK...!!!!!
Tapi itulah takdir Allah, tiada yang bisa menerkanya. Semua pasti akan merasakan mati. Maut tu tidak melihat pada derajat, umur, kedudukan, keimanan, tua, muda, dan lain sebagainya. Maut tidak akan pernah berkompromi dan tidak akan bisa di kompromikan. Kalau Allah telah berkehendak maut itu kepada makhluknya, tiada satupun yang mampu untuk menghindar. Maut tidak meliha kondisi dan situasi. Mungkin saja maut akan datang tatkala kita sedang sehat, sakit, dirumah, dikantor, disekolah, dipasar, dikampus, atau saat kita duduk santai sambil browsing internet, maut tidak akan memberikan masa tenggang untuk kita.
Nenek... (nama beliau ialah Intan binti Muhammad Tahir) adalah sosok yang paling ana dan keluarga besar ana sayangi da hormati. Beliau adalah sosok seorang nenek yang sederhana namun bersahaja dalam kepribadiannya. Bagi ana di rumah beliau adalah sosok yang memotivasi ana untuk terus meningkatkan kualitas ibadah ana kepada Allah. 23 tahun beliau tinggal bersama keluarga ana dirumah dan hidup bersama kami. Sangat banyak pengalaman hidup yang sangat berharga yang ana rasakan ketika bersama beliau. Tidaklah cukup halaman ini dan tidaklah cukup 1 atau 2 jam untuk menceritakan kisah indah hidup bersama beliau karena terlalu banyak kenangan yang ana rasakan.
Tapi akan ana ceritakan satu kisah tentang kehidupan ibadah beliau di dunia ini. Semoga dari kisah ini bisa memacu semangat kita untuk menigkatan ibadah kita kepada Allah 'Azza wa Jalla. Ana ceritakan kisah ini berdasarkan pengalaman 23 tahun hidup bersama beliau.....
Baca Selengkapnya
Langganan