Boikot Produk Yahudi
Senin, 07 Juni 2010
Leave a Comment
Tak bisa dimungkiri, negara-negara muslim kini dibanjiri  produk-produk niaga dari perusahaan multinasional yang dikuasai Yahudi.  Namun ada hal lebih besar yang mesti diwaspadai. Yakni, “produk” mereka  yang bersentuhan dengan syariat. Jangan sampai, misalnya, kita berada di  “garda terdepan” dalam kampanye boikot produk niaga Yahudi -yang masih  perlu dibahas tentang perlu atau tidaknya-, namun justru menjadi  pengawal demokrasi, sistem politik yang mewadahi beragam kaidah rusak  ala Yahudi.
Siapa Yang Tak  Kenal Yahudi?!
Yahudi adalah kaum yang  terkutuk, karakternya pun amat buruk, curang, licik, angkuh dan zhalim.  Dengan bermodalkan karakter yang buruk ini, dilengkapi kelihaian  mengotak-atik otak, terbentuklah mereka sebagai bangsa yang ‘usil’. Tak  hanya manusia biasa yang mereka usili, para rasul yang senantiasa  membimbing mereka pun kerap kali menjadi obyek usilan mereka. Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ  آتَيْنَا مُوْسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ  وَآتَيْنَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوْحِ  الْقُدُسِ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ  اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيْقًا كَّذَّبْتُمْ وَفَرِيْقًا تَقْتُلُونَ
“Dan  sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa. Dan  telah Kami susulkan (berturut-turut) sesudah itu rasul-rasul. Dan telah  Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada ‘Isa putra Maryam  dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus (Malaikat Jibril). Apakah  setiap kali datang kepada kalian seorang Rasul membawa sesuatu (ajaran)  yang tidak sesuai dengan keinginan kalian, lalu kalian bersikap angkuh?  Maka beberapa orang (di antara mereka) kalian dustakan dan beberapa  orang (yang lain) kalian bunuh?!” (Al-Baqarah: 87)
Bahkan  Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat Yang Maha Suci lagi Maha Kuasa tak  luput pula dari ulah usil mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ يَدُ اللهِ  مَغْلُوْلَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيْهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ  مَبْسُوْطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ
“Orang-orang Yahudi  berkata: ‘Tangan Allah terbelenggu’, sebenarnya tangan merekalah yang  dibelenggu, dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang mereka  katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua tangan Allah terbuka; Dia  menafkahkan sesuai dengan kehendak-Nya.” (Al-Ma`idah: 64)
Subhanallah… Betapa bejat dan bobroknya kaum Yahudi. Tak heran bila Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada mereka kenistaan, kehinaan, kemurkaan, dan kutukan, sebagaimana dalam firman-Nya:
Subhanallah… Betapa bejat dan bobroknya kaum Yahudi. Tak heran bila Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada mereka kenistaan, kehinaan, kemurkaan, dan kutukan, sebagaimana dalam firman-Nya:
وَضُرِبَتْ  عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللهِ  ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُوْنَ بِآيَاتِ اللهِ وَيَقْتُلُوْنَ  النَّبِيِّيْنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا  يَعْتَدُوْنَ
“Lalu ditimpakanlah kepada mereka kenistaan dan  kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi)  karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi  yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu karena mereka selalu berbuat  durhaka dan melampaui batas.” (Al-Baqarah: 61)
بَلْ لَعَنَهُمُ اللهُ بِكُفْرِهِمْ  فَقَلِيْلاً مَّا يُؤْمِنُوْنَ
“Tetapi sebenarnya Allah telah  mengutuk mereka karena keingkaran mereka. Maka sedikit sekali dari  mereka yang beriman.” (Al-Baqarah: 88)
 
Sikap  Yahudi terhadap Islam dan kaum muslimin juga demikian buruk. Bahkan  merekalah orang yang paling keras permusuhannya terhadap Islam dan kaum  muslimin. Permusuhan itu mereka gulirkan secara estafet sejak awal masa  keislaman dan terus akan berlanjut hingga akhir zaman nanti. Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَتَجِدَنَّ  أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِيْنَ آمَنُوا الْيَهُوْدَ وَالَّذِيْنَ  أَشْرَكُوا
“Sesungguhnya kamu akan dapati orang-orang yang  paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah  orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Al-Ma`idah:  82)
Tiada tujuan lain dari permusuhan yang keras itu  melainkan untuk mengeluarkan kaum muslimin dari agama Islam yang haq dan  menyeret mereka kepada agama dan hawa nafsu Yahudi. Allah Subhanahu wa  Ta’ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ  الْيَهُوْدُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang  Yahudi dan Nasrani sekali-kali tidak akan rela kepada kamu hingga kamu  mengikuti agama mereka.” (Al-Baqarah: 120)
Awas  Produk Yahudi!
Para pembaca yang mulia,  mengingat betapa kuatnya daya tarik Yahudi terhadap umat ini, maka  Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman  untuk berlepas diri (bara`) dari kaum Yahudi dan memboikot  pemikiran-pemikiran produk mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ  تَتَّخِذُوااْليَهُوْدَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ  بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَ  يَهْدِي اْلقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ
“Wahai orang-orang yang  beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani  sebagai pemimpin-pemimpin, sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian  yang lain. Barangsiapa di antara kalian menjadikan mereka sebagai  pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang  zhalim.” (Al-Ma`idah: 51)
Bahkan Allah  Subhanahu wa Ta’ala mengancam siapa saja yang mengikuti agama dan hawa  nafsu Yahudi (dan Nasrani) dengan ancaman yang keras, sebagaimana dalam  firman-Nya:
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ  أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ  مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيْرٍ
“Jika kamu mengikuti hawa nafsu  mereka (Yahudi dan Nasrani) setelah datang kepadamu ilmu (kebenaran),  maka Allah tiada menjadi Pembela dan Penolong bagimu.” (Al-Baqarah:  120)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun telah  memperingatkan umatnya dari cara/jalan/produk kaum Yahudi ini.  Sebagaimana dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ  شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ  تَبِعْتُمُوْهُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، الْيَهُوْدُ  وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟
“Sungguh kalian benar-benar akan  mengikuti cara/jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi  sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai bila mereka masuk ke  liang dhabb (binatang sejenis biawak yang hidup di padang pasir, pen.),  niscaya kalian pun akan mengikuti mereka.” Kami berkata: “Wahai  Rasulullah, apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau  menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Al-Bukhari  dan Muslim, dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Lihat  Al-Lu`lu` wal Marjan, hadits no. 1708)
Asy-Syaikh  Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu ketika menerangkan hadits  Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallahu ‘anhu (yang semakna dengan hadits di  atas)[1], berkata:  “Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini bukanlah persetujuan  dari beliau (untuk mengikuti cara/jalan/produk Yahudi dan Nasrani,  pen). Akan tetapi, sebagai bentuk peringatan dari beliau Shallallahu  ‘alaihi wa sallam.” (Al-Qaulul Mufid, 1/202)
Syaikhul  Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu ketika menjelaskan hadits Anas bin  Malik radhiyallahu ‘anhu:
اصْنَعُوْا  كُلَّ شَيْءٍ إِلاَّ النِّكَاحَ
“Lakukanlah apa saja (terhadap  istri kalian yang sedang haid, pen.) kecuali jima’.” (HR.  Muslim, Kitabul Haidh, hadits no. 302) mengatakan: “Hadits  ini menunjukkan bahwa apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan  kepada Nabi-Nya mengandung bentuk penyelisihan yang banyak terhadap kaum  Yahudi. Bahkan semua perkara yang ada pada mereka berusaha diselisihi  oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga berkatalah kaum  Yahudi: ‘Orang ini (yakni Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) tidaklah  mendapati sesuatu pada kami kecuali pasti dia selisihi.”[2]  (Iqtidha` Ash-Shirathil Mustaqim, 1/214-215, lihat  pula pada hal. 365)
Mengenali Produk Yahudi
Para  pembaca yang mulia, produk Yahudi yang harus diwaspadai dan diboikot  adalah yang berkaitan dengan pemikiran mereka dalam hal aqidah, ibadah,  akhlak, dan muamalah. Karena hal-hal tersebut sangat berbahaya bagi  agama kaum muslimin. Di antara produk-produk tersebut adalah:
1.  Menjadikan kubur nabi atau orang-orang shalih sebagai masjid/tempat  ibadah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:
لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ  وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
“Allah  melaknat kaum Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kubur-kubur para  nabi mereka sebagai masjid/tempat ibadah.” (HR. Muslim, no. 530,  dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Al-Imam  Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Aku tidak menyukai (yakni  mengharamkan) sikap pengagungan terhadap seseorang hingga kuburnya  dijadikan sebagai masjid/tempat ibadah, karena khawatir menjadi fitnah  baginya dan bagi orang-orang sepeninggalnya.” (Al-Umm, 1/278)
2.  Melecehkan para nabi dan ulama
Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى  الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ وَآتَيْنَا عِيْسَى  ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ  أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ  اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَّذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
“Dan  sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa. Dan  telah Kami susulkan (berturut-turut) sesudah itu rasul-rasul. Dan telah  Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada ‘Isa putra Maryam  dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus (Malaikat Jibril). Apakah  setiap kali datang kepada kalian seorang Rasul membawa sesuatu (ajaran)  yang tidak sesuai dengan keinginan kalian, lalu kalian besikap angkuh?  Maka beberapa orang (di antara mereka) kalian dustakan dan beberapa  orang (yang lain) kalian bunuh?!” (Al-Baqarah: 87)
Sikap  ini diwarisi oleh ahlul bid’ah, sebagaimana yang dikatakan Al-Imam  Ismail bin Abdurrahman Ash-Shabuni rahimahullahu: “Tanda dan ciri utama  ahlul bid’ah adalah permusuhan, penghinaan, dan pelecehan yang luar  biasa terhadap para pembawa hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  (yakni para ulama).” (‘Aqidatus Salaf Ash-habil Hadits, hal.116)[3]
3.  Dengki terhadap orang-orang yang beriman
Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَدَّ  كَثِيْرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِنْ بَعْدِ  إِيْمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا  تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
“Sebagian besar Ahli Kitab  menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada kekafiran  setelah kalian beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka  sendiri, setelah nyata kebenaran bagi mereka.” (Al-Baqarah:  109)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu  berkata: “Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela orang-orang  Yahudi, karena kedengkian mereka terhadap kaum mukminin yang berada di  atas petunjuk dan ilmu (yang benar). Penyakit ini pun menimpa kalangan  orang berilmu dan yang lainnya. Yaitu dengan mendengki orang-orang yang  Allah Subhanahu wa Ta’ala beri petunjuk, baik berupa ilmu yang  bermanfaat atau pun amal shalih. Ini merupakan akhlak yang tercela dan  akhlak orang-orang yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Iqtidha`  Ash-Shirathil Mustaqim, 1/83)
4. Kikir ilmu dan harta
Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ  اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا. الَّذِيْنَ  يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَا  آتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Sesungguhnya Allah tidak  menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Yaitu)  orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain untuk berbuat kikir,  serta menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada  mereka.” (An-Nisa`: 36-37)
Syaikhul Islam  Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa  Ta’ala menyifati orang-orang Yahudi dengan sifat kikir; yakni kikir  ilmu dan harta. Walaupun sebenarnya konteks ayat ini lebih mengarah  kepada kekikiran mereka dalam hal ilmu…”
Di tempat yang lain  beliau berkata: “Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati orang-orang yang  mendapat murka 
ini (Yahudi), bahwa mereka (mempunyai kebiasaan)  menyembunyikan ilmu. Terkadang karena kikir untuk menyampaikannya,  terkadang karena tendensi dunia, dan terkadang pula karena rasa khawatir  kalau ilmu yang disampaikan itu akan menjadi hujjah atas mereka  (bumerang).” (Lihat Iqtidha` Ash-Shirathil Mustaqim, 1/83-84)
5.  Tidak mau mengikuti kebenaran kalau bukan dari kelompoknya, dalam  kondisi mengetahui bahwa itu adalah kebenaran
Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا  قِيْلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا  أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُوْنَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ  مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ
“Dan apabila dikatakan kepada  mereka: ‘Berimanlah kepada Al-Qur`an yang diturunkan Allah’, mereka  berkata: ‘Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami’.  Dan mereka kafir kepada Al-Qur`an yang diturunkan sesudahnya padahal  Al-Qur`an itu adalah (kitab) yang haq; yang membenarkan apa yang ada  pada mereka.” (Al-Baqarah: 91)
Allah  Subhanahu wa Ta’ala sebutkan ayat di atas setelah firman-Nya:
وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُوْنَ عَلَى  الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ  فَلَعْنَةُ اللهِ عَلَى الْكَافِرِيْأنَ
“Padahal sebelumnya  mereka senantiasa memohon (kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan  atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah  mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah  atas orang-orang yang ingkar itu.” (Al-Baqarah: 89)
Syaikhul  Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Dalam ayat ini, Allah  Subhanahu wa Ta’ala menyifati orang-orang Yahudi bahwa mereka adalah  orang-orang yang mengetahui kebenaran. Namun manakala yang  menyampaikannya bukan dari kelompok mereka, maka tidak diikutinya.  Mereka tidak mau menerima kebenaran kecuali yang datang dari kelompoknya  semata, padahal mereka yakin bahwa hal itu semestinya harus diikuti.” (Iqtidha`  Ash-Shirathil Mustaqim, 1/86)
6. Mengubah-ubah  perkataan (kebenaran) dari tempat yang sebenarnya
Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مِنَ  الَّذِيْنَ هَادُوا يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
“Yaitu  orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan (kebenaran) dari  tempat-tempatnya.” (An-Nisa`: 46)
Di antara  contoh perbuatan kaum Yahudi ini adalah apa yang Allah Subhanahu wa  Ta’ala sebutkan pada lanjutan ayat di atas:
وَيَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ  وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّيْنِ وَلَوْ  أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ  خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللهُ بِكُفْرِهِمْ فَلاَ  يُؤْمِنُوْنَ إِلاَّ قَلِيْلاً
“Mereka berkata: ‘Kami  mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.’ Dan (mereka mengatakan  pula): ‘Dengarlah’ sedangkan kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa.  Dan (mereka mengatakan pula): ‘Rai’na’ dengan memutar-mutar lidahnya dan  mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: ‘Kami mendengar dan patuh,  dan dengarlah, dan perhatikanlah kami’, tentulah itu lebih baik bagi  mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena  kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.”  (An-Nisa`: 46)[4]
Demikianlah  beberapa produk Yahudi yang harus dijauhi dan diboikot. Semoga Allah  Subhanahu wa Ta’ala menjaga kaum muslimin dari semua makar-makar Yahudi.
Produk  Instan Yahudi Untuk Menghancurkan Dunia
Pada tahun 1897  M, kota Basel (Swiss) menjadi tuan rumah pertemuan akbar Yahudi Dunia.  Lebih dari 300 tokoh Yahudi hadir dalam pertemuan yang dipimpin oleh  Theodore Hertzl, seorang wartawan Yahudi kelahiran Hongaria. Mereka  datang sebagai duta dari 50 organisasi Yahudi dunia, untuk menggodok  trik-trik Yahudi dalam menyikapi perseteruan dunia, dengan mengacu  kepada ajaran-ajaran yang terdapat pada kitab Talmud yang mereka  agungkan. Targetnya, untuk menghancurkan seluruh kekuasaan di dunia ini  dan mendirikan kembali kerajaan dunia Dawud Raya.
Pertemuan akbar  ini berhasil menelurkan 24 butir keputusan penting, yang kemudian hari  dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan ‘Protokolat Hukama Shuhyun’. Di  antara isinya adalah sebagai berikut:
1.       Kita harus  menjerumuskan umamiyyin (orang-orang non Yahudi) ke dalam kehinaan  dengan skenario dari kita. Para aktor lapangannya adalah kader-kader  dari kalangan guru, pembantu, babysitter, dan wanita-wanita penghibur  (artis).
2.       Demi teraihnya sebuah tujuan, kita harus  menggunakan cara-cara suap, penipuan, dan khianat, tanpa keraguan  sedikitpun.
3.       Kita kelabui umat manusia dengan  mendengungkan slogan-slogan: ‘kebebasan, persamaan, dan persaudaraan’,  dan menjadikan mereka terikat dengan slogan-slogan tersebut, agar mudah  bagi kita untuk melakukan segala sesuatu yang kita inginkan.
4.        Kita akan memilihkan untuk kaum non Yahudi para pemimpin yang bermental  budak dan tidak berpengalaman dalam memimpin.
5.       Kita akan  kuasai media massa, karena ia merupakan senjata ampuh untuk  mempropagandakan segala keinginan.
6.       Kita harus menebar  permusuhan antara penguasa dengan rakyatnya sehingga penguasa itu  seperti seorang buta yang kehilangan tongkatnya[5], dan mau tidak  mau meminta bantuan kita untuk melanggengkan kedudukannya.
7.        Kita tampilkan di hadapan rakyat yang terzhalimi sebagai pembela  mereka, dengan target agar mereka menjadi bagian dari kita dan menjadi  para pendukung di kemudian hari.
8.       Kita akan ciptakan  krisis ekonomi global dengan segala cara yang memungkinkan.
9.        Kita akan terus tebarkan slogan hak asasi, karena ia dapat mencetak  masyarakat yang berani melanggar hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan  segala aturan-Nya.
10.   Kita harus hancurkan keimanan yang ada  dalam sanubari umat manusia dan kita kosongkan dari benak mereka adanya  Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian kita gantikan dengan berbagai-macam  kegiatan yang bersifat duniawi (seperti cabang-cabang olahraga), dan  mempersiapkannya dalam skala internasional dengan segala macam  promosinya, agar umat manusia tidak berkesempatan lagi untuk kembali  kepada ajaran agamanya dan tidak menyadari keberadaan musuhnya dalam  pertempuran global ini.
11.   Kamilah yang menciptakan sistem  pemilu dan hukum mayoritas (demokrasi), agar kami leluasa dalam memilih  pemimpin yang kami kehendaki.[6]
12.    Kami akan menggunakan cara-cara kudeta dan pemberontakan, bila itu yang  terbaik.
(Untuk lebih rincinya, lihat Al-Yahudiyyah wal  Masihiyyah, karya Dr. Muhammad Dhiya`ur-rahman Al-A’zhami, hal.  217-225, dan Al-Mausu’ah Al-Muyassarah fil Adyan wal Madzahib  Al-Mu’ashirah, terbitan WAMY, hal. 332-337)
Pekik  Peringatan Untuk Kaum Yahudi
Imam  al-jarh wat ta’dil abad ini, Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali  -hafizhahullah-, dari kota suci Makkah Al-Mukarramah mengumumkan  tantangannya kepada kaum Yahudi yang sombong dan semena-mena itu. Beliau  sampaikan tantangan tersebut dalam sebuah makalah yang ditayangkan  dalam situs www.rabee.net, dengan judul Shaihatu Nadzir yang artinya:  ‘Pekik (peringatan) dari seorang pemberi peringatan’. Beliau awali  tantangan tersebut dengan sapaan:
“Kepada umat yang dimurkai  Allah……..
Kepada umat yang rendah lagi hina, yang Allah timpakan  kepada mereka kerendahan dan kehinaan, karena kekafiran dan pembunuhan  mereka terhadap para Nabi……..”
Kemudian beliau mengatakan: “Inilah  di antara karekter bejat kalian yang mendatangkan kenistaan, kehinaan  dan kemurkaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalian tidak pernah mulia  sampai hari ini dan bahkan hingga hari kiamat, kecuali bila kalian mau  berpegang dengan tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan  manusia. Kalian adalah orang-orang yang tidak mempunyai iman dan aqidah,  kalian adalah orang-orang yang tidak mempunyai kejantanan dan  keberanian. Sejak dahulu kalian berperang dari balik layar, sementara  perseteruan di antara kalian pun amat dahsyat. Sungguh sifat-sifat  kalian yang buruk amat banyak sekali, di antaranya; khianat, tidak  menepati janji, juru fitnah (provokator), pengompor api peperangan, dan  berjalan dengan menebar kerusakan di muka bumi. Setiap kali kalian  mengobarkan api peperangan, maka Allah berkuasa untuk memadamkannya.  Sungguh sejarah kalian amat hitam, semua umat manusia mengetahuinya.
Kepada  mereka, aku dan setiap muslim yang jujur menyampaikan: “Jangan kalian  sombong, jangan kalian semena-mena, dan jangan kalian tertipu oleh apa  yang kalian raih dari kemenangan yang palsu sementara ini! Karena demi  Allah, kalian tidak pernah menang terhadap pasukan Nabi besar Muhammad  Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan terhadap aqidah tauhid Laa Ilaha  Illallah yang dibawa oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kalian  pun tidak akan pernah menang melawan pasukan Islam yang dipimpin oleh  panglima Khalid bin Al-Walid, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah, Sa’d bin Abi  Waqqash, ‘Amr bin Al-’Ash, dan An-Nu’man bin Muqrin yang telah terbentuk  di atas aqidah dan manhaj Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa  sallam, membina pasukannya di atas aqidah dan manhaj beliau Shallallahu  ‘alaihi wa sallam dan memimpin mereka semata-mata untuk meninggikan  kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi.
Pasukan Islam yang  tidak tertandingi oleh pasukan Kisra (raja Persia) dan Kaisar (raja  Romawi) yang jauh lebih kuat dan lebih handal daripada kalian. Sungguh,  kalian tidak akan menang terhadap pasukan Islam yang seperti ini  keadaannya, aqidahnya, manhajnya dan tujuannya.
Hari ini kalian  boleh merasa menang, karena memang yang kalian hadapi adalah pasukan  khaluf (pengganti yang jelek). (Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu  wa Ta’ala, pen.):
فَخَلَفَ مِنْ  بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاَةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ  فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka,  pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan  hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam:  59)
Kalian hanya bisa menang ketika melawan pasukan yang  mayoritasnya tidak beraqidah dengan aqidah Nabi besar Muhammad  Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, tidak bermanhaj  dengan manhaj Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan  pasukannya, serta tujuan berjihadnya tidak seperti tujuan jihad mereka.”[7]
Penutup
Para  pembaca yang mulia, dari bahasan di atas dapatlah diambil beberapa  kesimpulan berikut ini:
1.       Yahudi adalah kaum terkutuk dan  berkarakter buruk.
2.       KaumYahudi adalah orang yang paling  keras permusuhannya terhadap Islam dan kaum muslimin. Tiada tujuan lain  dari permusuhan yang keras itu melainkan untuk mengeluarkan  (memurtadkan) kaum muslimin dari agama Islam yang haq dan menyeret  mereka kepada agama dan hawa nafsu Yahudi.
3.       Produk-produk  Yahudi dalam hal aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah amat berbahaya  bagi aqidah kaum muslimin. Maka dari itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala dan  Rasul-Nya memerintahkan kepada kita semua untuk berlepas diri dari  Yahudi dan memboikot seluruh paham/ideologi produk mereka.
4.        Kaum muslimin harus menyadari bahwa ambisi kaum Yahudi untuk menguasai  dunia ini sangatlah besar sekali. Mereka menempuh semua cara untuk  mewujudkannya. Sehingga sudah seharusnya bagi kaum muslimin untuk  memperhitungkan 24 butir keputusan penting Protokolat Yahudi yang  sasaran utamanya adalah kaum muslimin.
5.       Tidak ada strategi  terbaik untuk menghadapi makar dan permusuhan keras kaum Yahudi kecuali  dengan kembali kepada agama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  yang murni. Beraqidah dengan aqidah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa  sallam dan para sahabatnya, bermanhaj dengan manhaj beliau Shallallahu  ‘alaihi wa sallam dan pasukannya, serta bercita-cita untuk meninggikan  kalimat Allah di muka bumi ini.
6.       Sejarah telah  membuktikan, bahwa kaum Yahudi, bahkan yang jauh lebih kuat dan lebih  handal dari mereka, tak mampu menghadapi pasukan Islam yang seperti ini  keadaannya, dan barulah musuh-musuh Islam itu menang manakala mayoritas  kaum muslimin jauh dari agama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  yang murni, menyia-nyiakan shalat, dan memperturutkan hawa nafsu.  Wallahul Musta’an.
Akhir kata, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala  mempersatukan seluruh elemen kaum muslimin dalam satu barisan, dan di  atas satu pijakan; yaitu agama Islam yang murni, warisan Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Dengan selalu  menjadikan Al-Qur`an, Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  dan pemahaman para sahabat radhiyallahu ‘anhum sebagai referensi utama  dalam menyelesaikan segenap problematika. Sehingga terwujudlah janji  Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَعَدَ اللهُ  الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ  لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ  قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ  وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِي لاَ  يُشْرِكُوْنَ بِي شَيْئًا
“Allah telah berjanji kepada  orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal  shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di  muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum  mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengokohkan bagi mereka agama yang  telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar  (keadaan) mereka dari ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap  beribadah hanya kepada-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun  dengan Aku.” (An-Nur: 55)
Wallahu a’lam  bish-shawab.
Ditulis oleh Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi,  Lc.
[1] HR.  At-Tirmidzi, Kitabul Fitan, hadits no. 2180
[2] Betapa  anehnya perkataan pendiri Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna (tentang  kasus Palestina): “Untuk itu, kami menetapkan bahwa permusuhan kami  dengan Yahudi bukanlah permusuhan agama. Karena Al-Qur`an telah  menganjurkan untuk bergabung dan berkawan dekat dengan mereka. Dan Islam  merupakan syariat kemanusiaan sebelum menjadi syariat kebangsaan.  Al-Qur’an pun telah memuji mereka dan menjadikan antara kita dengan  mereka keterkaitan yang kuat.” (Al-Ikhwanul Muslimun Ahdatsun Shana’at  Tarikh, 1/409-410. Lihat Al-Quthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha, hal. 59)
[3]  Untuk lebih rincinya, lihat rubrik Manhaji Vol. 1 edisi 12/1425 H/2005,  dengan judul Melecehkan Ulama, Kebiasaan Yahudi dan Ahlul Bid’ah.
[4]  Untuk lebih rincinya lihat Iqtidha’ Ash-Shiratil Mustaqim, 1/87-88.
[5]  Dalam poin ini kelompok sempalan Hizbut Tahrir (HT) -disengaja atau  tidak, disadari atau tidak- telah mengadopsi produk Yahudi di atas dan  menjadikannya sebagai salah satu prinsip penting kelompoknya.  Sebagaimana yang dikatakan oleh pendiri HT, Taqiyuddin An-Nabhani: “Oleh  karena itu, menyerang seluruh bentuk interaksi yang berlangsung antar  sesama anggota masyarakat guna memengaruhi masyarakat tidaklah cukup.  Kecuali dengan menyerang seluruh bentuk interaksi yang berlangsung  antara penguasa dengan rakyatnya dan harus digoyang dengan kekuatan  penuh, dengan cara diserang sekuat-kuatnya dengan penuh keberanian.”  (Lihat Mengenal HT, hal. 24, Terjun Ke Masyarakat, hal.7)
[6]  Produk yang satu ini (demokrasi dan segala yang terkait dengannya) amat  lekat dengan kelompok sempalan Ikhwanul Muslimin. Bahkan merekalah yang  banyak meramaikan arena politik praktis di banyak negeri, sejak awal  mula berdirinya (di Mesir) yang dipimpin langsung oleh Hasan Al-Banna  hingga hari ini.
[7] Demikianlah  beberapa cuplikan dari perkataan Syaikh kami yang mulia Rabi’ bin Hadi  Al-Madkhali -hafizhahullah-. Untuk lebih lengkapnya lihat situs  www.rebee.net atau www.islamspirit.com
sumber : http://www.assalafy.org/mahad/?p=485 


ada yang tau prush Amdocs gak? ada di Indonesia nih..
@ Anonim : tidak tahu akh....wallahu a'lam....